5 Raja Paling Muda Di Dunia - Sebagian orang bisa dianggap beruntung karena mempunyai darah keturunan raja atau bangsawan. Mereka biasanya bisa hidup mewah menikmati segala fasilitas kenyamanan. Dari lahir mereka sudah jadi orang kaya. Di era modern seperti sekarang ini negara-negara yang masih berbentuk kerajaan memang tidak sebanyak dulu. Sebagaimana adat tradisi kerajaan, raja yang naik takhta merupakan keturunan langsung dari raja sebelumnya. Terkadang di antara mereka bahkan sudah dinobatkan menjadi raja ketika usia mereka masih kecil.
Berikut adalah 5 Raja Paling Muda Di Dunia seperti dilansir dari oddee.com :
1. Raja Fuad II di Mesir (1953-1954)
Raja Fuad II dari dinasti Muhammad Ali di Mesir boleh jadi dianggap raja paling muda tercatat dalam sejarah. Dia dinobatkan menjadi raja bahkan sebelum dia bisa bicara kata mama. Fuad II menjadi raja Mesir saat usianya baru sepuluh bulan 23 hari di tengah situasi revolusi dan ketidakstabilan politik di Mesir.
Ayah Fuad, Raja Farouk I menyerahkan takhtanya kepada putranya dengan harapan Negeri Sungai Nil itu bisa kembali damai dan bersatu. Namun lain kehendak lain kenyataan. Mesir menjadi negara republik setelah Fuad II digulingkan pada 1953.
2. Raja Kaliman Asen di Bulgaria (1241-1246)
Kekaisaran Bulgaria berdiri pada puncak kejayaannya ketika mencaplok Belgrade dari Hungaria. Krisis mulai timbul saat Ivan Asen wafat dan putranya berusia tujuh tahun bernama Kaliman Asen naik takhta. Kepemimpinan Asen hanya bertahan selama lima tahun. Saat itu pasukan Mongol tengah menggempur wilayah terlemah di Eropa. Saat Asen dinobatkan jadi Raja Bulgaria, bangsa Mongol melihat kelemahan itu dan menyerang. Kaliman wafat pada usia 12 tahun dalam keadaan mencurigakan. Sejumlah sejarawan meyakini dia diracun, sebagian lagi bilang dia meninggal wajar.
3. Raja Charles II di Spanyol (1665-1700)
Takhta keturunan di Kerajaan Spanyol termasuk yang paling lama bertahan dalam sejarah hingga Raja Philip IV pada akhir tahun 1650-an jatuh sakit dan akhirnya wafat. Takhtanya sebagai raja lalu diserahkan kepada keturunannya, Charles II, demi kemurnian darah keturunan raja. Namun Charles II sebetulnya tidak layak menjadi raja, baik secara fisik maupun mental. Charles II masih berusia empat tahun ketika naik takhta. Dia juga adalah anak dengan kebutuhan khusus.Dengan kondisinya yang seperti itu tidak heran jika kerajaan-kerajaan di luar Spanyol mencoba mengganggu.
Untuk menghindari gangguan-gangguan itu sebuah dewan terdiri dari ibu Charles II, istrinya, dan kakak tirinya mengambil alih kekuasaan. Tapi dewan itu pun sama tidak mampunya memimpin Spanyol. Kelompok-kelompok di dalam pemerintahan bermunculan dan saling bertikai. Alhasil kerajaan Spanyol kian rapuh. Kesehatan Charles akhirnya makin memburuk dan Spanyol tidak punya lagi keturunan raja. Perang saudara muncul dan akhirnya kerajaan Spanyol runtuh.
4. Raja Edward VI di Inggris (1547-1553)
Raja Edward VI atau disebut juga Edward dari Cornwall dinobatkan menjadi Raja Inggris pada usia sepuluh tahun setelah ayahnya, Raja Henry VIII meninggal. Kelahiran Edward termasuk tidak lancar dan ibunya langsung meninggal setelah melahirkan dia. Sebagai bayi dia juga kerap sakit-sakitan dan tidak mampu bertahan lama setelah jadi raja.
Satu-satunya kelebihan Edward dibanding pendahulunya, dia adalah lulusan kampus terkenal Cambridge. Edward dikenal menjauhi dunia politik dan mengabdikan dirinya untuk mereformasi gereja Inggris. Pada akhirnya Edward mengidap penyakit TBC dan meninggal pada usia 16 tahun. Dia tidak menikah sehingga tidak punya keturunan.
5. Raja Wladyslaw III di Polandia (1434-1444)
Wladyslaw III awalnya dikenal sebagai raja Polandia. Tapi dia juga adalah raja Hungaria ketika negeri itu kehilangan penguasa. Wladyslaw berusaha mati-matian untuk mengusir pasukan Ottoman keluar dari wilayah Balkan. Dia bahkan tewas dalam perang Salib.
Wladyslaw naik takhta menjadi raja Polandia dan Hungaria berkat bantuan penasihatnya uskup agung dari Krakow. Pada usia sepuluh tahun Wladyslaw jadi raja dan berkuasa selama sepuluh tahun. Kepemimpinannya lebih banyak dibayang-bayangi uskup agung dari Krakow itu.
Sumber : merdeka.com
0 comments:
Post a Comment